Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

7 Dosa Pokok dalam Gereja Katolik

7 Dosa Pokok dalam Gereja Katolik

ikatolik.com
- Katekismus Katolik (KGK) mengategorikan 7 dosa pokok dalam Katolik sebagai tindakan manusia melawan hukum Allah. Ini juga bisa diartikan sebagai sikap mengabaikan dan menolak cinta kasih-Nya.

Menurut ajaran Santo Yohanes Kasianus dan Santo Gregorius Agung, 7 dosa pokok ini menjadi kebiasaan buruk yang berlawanan dengan keutamaan atau kebajikan. 

Kebiasaan tersebut bisa membuat seseorang melakukan hal buruk yang bertentangan dengan nuraninya.

Adapun ke-7 dosa pokok tersebut meliputi kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, pencabulan, kerakusan, dan kelambanan atau kejemuan. Kumpulan dosa ini dapat mengundang dosa dan kebiasaan buruk lainnya.

Apabila dilakukan dengan sengaja, perbuatan dosa tersebut akan berdampak pada perbuatan lainnya. Ini menggambarkan sifat kelemahan manusia yang berlawanan dengan nilai-nilai keutamaan atau kebajikan. Berikut penjelasannya:


1. Kesombongan berlawanan dengan kerendahan hati;

2. Ketamakan berlawanan dengan kemurahan hati;

3. Kedengkian/ iri hati berlawanan dengan kasih;

4. Kemurkaan/kemarahan berlawanan dengan kebaikan dan kesabaran;

5. Percabulan/nafsu berlawanan dengan pengendalian diri;

6. Kerakusan berlawanan dengan kesederhanaan/ kebersahajaan;

7. Kelambanan/kemalasan berlawanan dengan kerajinan/ ketekunan/kesetiaan.

Dalam ajaran Katolik, apabila ada umat yang melakukan dosa, ia akan memperoleh dua akibat yakni kesalahan dan hukuman atau siksaan. 

Kesalahan dihapus jika dosa diampuni, namun hukuman untuk dosa yang diampuni tetap ada.

Jika umat mati dalam keadaan berahmat, tapi masih menyimpan hukuman akibat dosa, ia harus menebus hukuman itu di api penyucian. Dengan kata lain, ia memerlukan proses pemurnian lanjutan setelah kematian.

Mengutip buku Membaca Kitab Suci Diri dan Dunia: Lensa Kehidupan susunan Carmia Margaret (2021), pemurnian di dalam api penyucian sangat berlainan dengan siksa neraka. 

Umat Katolik bisa membantu jiwa-jiwa yang berada di api penyucian dengan mengirimkan doa-doa dan mempersembahkan Misa Kudus bagi mereka.

Selain itu, untuk membantu menghilangkan semua hukuman sementara di dunia, Gereja juga akan memberikan indulgensi, yaitu penghapusan siksa-siksa temporal di depan Allah untuk dosa-dosa yang sudah diampuni.*