Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kisah Pastor Livinus, Baru Ditahbiskan dan Meninggal di Rumah Sakit

Kisah Pastor Livinus, Baru Ditahbiskan dan Meninggal di Rumah Sakit

ikatolik.net
- Sebuah kisah tentang perjalanan iman luar biasa terjadi dalam diri Pastor Livinius Esomchi Nnamani, seorang imam yang menjadi sorotan Bapa Suci beberapa waktu lalu.

Pastor Livinus diketahui mendapat izin untuk ditahbiskan oleh Paus Fransiskus pada saat hari raya Kamis Putih awal April 2021 lalu.

Penahbisan Pastor Livinus dianggap sebuah kejadian luar biasa karena pada saat keputusan tersebut dikeluarkan, ia sedang berjuang melawan penyakit leukimia yang dideritanya di rumah sakit.

Paus Fransiskus mengapresiasi kegigihan pastor muda itu dan mewujudkan impiannya menjadi seorang imam Katolik di usianya yang ke-31 tahun.

Akan tetapi, pastor muda itu pada akhirnya harus menyerah atas penyakitnya itu tepat 23 hari setelah dirinya ditahbiskan. Pastor Livinus kembali ke rumah Bapa setelah dengan sekuat tenaga menjalankan tugasnya sebagai seorang imam.

Berjuang Melawan Kanker

Perjuangan melawan penyakit leukemia adalah hal yang sulit bagi siapa saja. Leukimia memang mematikan, tetapi leukemia tidak melunturkan sedikitpun iman Pastor Livinius Esomchi Nnamani.

Segala penderitaan yang dialaminya, ia persembahkan dan disatukan dengan penderitaan Kristus di salib.

Sadar bahwa umurnya tak akan lama lagi, Pastor muda ini memanfaatkan setiap waktu luangnya untuk menjalankan tugasnya, meski sangat terbatas.

Baginya, ranjang rumah sakit adalah altar tempat memimpin Misa. Dari sana, ia mendoakan para dokter, perawat dan semua pihak yang setia menemaninya.

“Altarnya adalah tempat tidur rumah sakit, di mana dia dapat mempersatukan penderitaannya dengan penderitaan Kristus. Dia menghayati dan memaknai Ekaristi dengan cara yang tangguh dan sangat nyata. Ini adalah pelajaran yang luar biasa bagi semua imam,” terang Pastor Davide Carbonaro, rekan imam sang pastor.

Jalan panjang perjuangan Pastor Livinus melawan penyakitnya memberi pesan kepada kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang mampu berjuang sampai akhir sebagaimana Yesus tidak menyerah memikul salib hingga ke Golgota.

Kegigihan itu juga merupakan berkat dan harus selalu disyukuri dalam keadaan apapun dengan tetap mengandalkan Tuhan sebagai fondasi iman kita setiap hari. Amin