Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tiga Contoh Sikap Yesus yang Radikal Terhadap Hal Baik

Tiga Contoh Sikap Yesus yang Radikal Terhadap Hal Baik

ikatolik.net
- Bagi banyak orang, 'radikal' telah menjadi singkatan dari ekstremisme agama dan politik. Akibatnya, kita terbiasa mengaitkannya dengan aksi teror dan kekerasan. 

Kita kemudian menganggap radikalisme sebagai semacam pencucian otak jahat yang mengarah pada kebencian, ketidakpercayaan, dan intoleransi.

Maklum, hal ini telah menciptakan awan ketakutan seputar konsep memegang keyakinan yang mengakar tanpa kompromi. Namun di balik politisasi ini, apa sebenarnya yang dimaksud dengan radikal?

Radikal sesungguhnya berarti mengubah sifat fundamental sesuatu, menyimpang dari tradisi. Artinya mendorong batas-batas status quo, menolak untuk menerima sesuatu karena 'begitulah yang selalu terjadi'. 

Menjadi radikal berarti menantang diri sendiri dan orang lain untuk mengejar transformasi yang dalam dan esensial. Yesus melakukan semua hal ini - dan kita harus melakukannya juga.

Berikut tiga hal yang bisa pelajari dari kehidupan radikal Yesus: Iman-Nya kepada Tuhan, kasih-Nya bagi orang lain, dan pengampunan-Nya atas dosa.

Keyakinan Radikal pada Tuhan

Yesus mempercayai Tuhan sepenuhnya. Dalam Yohanes 8:28, kita belajar bahwa Dia yakin akan misi-Nya dan tahu bahwa Tuhan selalu bersama-Nya. 

Di saat tergelap-Nya, Yesus berdoa, 'Bapa, jika Engkau bersedia, ambillah cawan ini dariku; namun bukan keinginanku, tetapi kehendakMulah yang terlaksana ' (Lukas 22:42).

Kepercayaan total kepada Allah ini, daripada pada kekuatan atau pemahaman-Nya sendiri, memungkinkan Dia untuk taat 'sampai mati, bahkan mati di kayu salib' (Filipi 2: 8b). 

Jika kita ingin secara radikal taat pada kehidupan yang Tuhan berikan, kita perlu menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada-Nya.

Cinta yang Radikal untuk Orang Lain

Yesus mencintai orang lain tanpa syarat. Dia mencari orang miskin, orang berdosa, dan orang buangan, seperti wanita Samaria di sumur, Zakheus pemungut pajak, dan wanita yang tertangkap basah dalam perzinahan. 

Alih-alih mengutuk mereka, Dia menerima dan menyambut mereka. Kita melihat banyak contoh di seluruh Injil Yesus yang mengasihani orang sakit dan menyembuhkan orang buta. 

Kasih karunia-Nya, perkenanan yang tidak selayaknya diperoleh dari Tuhan, adalah untuk siapa saja yang memiliki iman kepada-Nya: 'setiap orang yang memanggil nama Tuhan akan diselamatkan' (Roma 10:13). 

Tidak peduli siapa mereka atau apa yang telah mereka lakukan, Yesus benar-benar mengasihi orang - dan Dia menantang kita untuk melakukan hal yang sama.

Pengampunan Radikal Atas Dosa

Yesus harus membayar segalanya untuk membawa kita kembali ke dalam hubungan baik dengan Tuhan. Salib adalah demonstrasi kasih Tuhan yang sempurna: 

'Karena Tuhan begitu mencintai dunia sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal dan satu-satunya, sehingga siapa pun yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa tetapi memiliki hidup yang kekal' (Yohanes 3:16). 

Tetapi salib juga merupakan pemenuhan keadilan Allah yang sempurna: 'Dia adalah korban penebusan bagi dosa-dosa kita, dan bukan hanya untuk dosa kita tetapi juga untuk dosa seluruh dunia' (1 Yohanes 2: 2). 

Kesediaan Yesus untuk mati menggantikan kita adalah tindakan cinta dan rekonsiliasi yang paling radikal yang pernah ada. Sama seperti kita telah diampuni, demikian pula kita dapat belajar untuk mengampuni orang lain.